Buketan Latar Galaran.
Motif batik ini berasal dari daerah Pekalongan, Jawa Tengah .Terdiri dari menutup seluruh permukaan kain, dan motif flora atau fauna sebagai motif utama diatas motif galaran.Galaran juga berfungsi sebagian isian ( isen-isen) untuk menonjolkan motif utamanya. Galaran dalam bahasa Jawa berarti dasar atau alas untuk duduk atau untuk tidur. Galaran dibuat dari bambu yang dibelah kemudian dilunakkan dengan jalan dipukul hingga lunak dan rata, kemudian dibingkai sehingga dapat menjadi bentuk lebar dan panjang menyerupai tikar sebagai dasar atau alas. Sedangkan bunga atau binatang sebagai motif utama diatas galaran menggambarkan bahwa untuk mencapai kehidupan yanag kuat seperti binatang, diperlukan dasr atau alas yg harus dibuat dengan sabar,telaten dan berharap dari bahan-bahan sederhana.
Sumber : Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik.
This batik motif come from Pekalongan, Central Java (Middle Java Province). This motif consist of 2 (two) part :
1. Galaran (Javanese: means something like mat made of bamboo pounded flat). The Galaran motif is
a background motif covering all fabric surface.
2. Main motif, usually flower, animal or any other figures that beeb placed on the back groun motif.
The fuction galaran also as a filler motif for stressing appearance of main motif. Galaran in Javanese Language mean base, foundation, is a mat made of bamboo pounded flat, made by slicing bamboo and than hit till sofer and flat.
Where as flower or animal as main motif discribes a thing that for reaching a better life or stronger life like animal, it is neede a base or foundation made patiently and diligently in stages.
Buket Ukel
Buket ukel merupakan motif batik dari Jawa Khususnya Jawa Tengah. Buket artinya rangkaian bunga, yang melambangkan keindahan dalam kehidupan. Buketan merupakan corak pokok dari motif ini dan dikelilingi oleh motif ukel sebagai pengisi. Ukel berarti kecil atau corak yang melingkar kecil menunjukkan siklus kehidupan manusia/mahluk hidup bagaikan lingkaran. Buket ukel melambangkan siklus kehidupan manusia yang diwarnai keindahan atau juga berarti bahwa untuk dapat menjadi seorang ratu atau raja, diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
Sumber : Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik.
Buket Ukel id s motif from Central Java. Buket means flower bunch, that symbolizes beauty. Buketan is main motif is this motif surrounding by ukel motif as a filler of design. Ukel is a small circle motif that symbolizer a cycle of life of human being or life creatures.
Burung Merak Ukel is a symbol of beautiful of human life cycle , and also means for someone want to a King or Queen / Leader, need a support of other creature.
Kawung Picis
Motif batik ini berasal dari daerah Yogyakarta tetapi dapat juga ditemui didaerah Pemalang. Kawung merupakan stiliran dari buah enau (kolang-kaling), dengan empat penjuru atau mancapat, yang diciptakan pada masa pemerintahan Sultan Agung (Kerajaan Mataram). Motif batik ini termasuk golongan geometris dan banyak dikenalkan di kalangan kerajaan.
Kawung artinya kawung ana (Bhs. Jawa) yaiyu menyadari bahwa semua makluk hidup itu ada yang menciptakan yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat (eling, Bahasa Jawa) akan asal usulnya, juga melambangkan manca pat (dari arah empat penjuru, satu ditengah-tengah merupakan pusat kekuasaan) pemimpin harus dapat berperan sebagai pengendali ke arah perbuatan baik. Juga melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu-nafsu yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.
Sumber : Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri dan Kerajian Batik.
The batik motif originates from Yogyakarta, but it can be found also in Pemalang. Kawung is a deformation of enau fruit (kolang kaling), having of directions or "macapat" and it was created during the ruling period of Sultan Agung (Mataram kingdom). This motif is grouped into geometric and mostly worn by Royal Family. Kawung means "kawuning ana" (Javanese language) that can be explanined that all human being are created by God almighty. The motif symbolizes expectation in order that human beings are always aware (eling, Javanese languaage) of their origin, also symbolizes "manca pat" (from 4 directions, one in the middle becomes the center of authority), a leader must be able to be in controller of good deed. It symbolizes that conscience is a man controller og human passions as well, so that there is a balance in human life behavior.
Home
»
»Unlabelled
» Motif Klasikan Pemalang dan Filosofinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar